Studi Islam dan Masa Depannya, Hadirkan Prof. Sahiron dalam Studium Generale
Studi Islam News – Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan (FAI UAD) kembali mengukuhkan komitmennya dalam pengembangan keilmuan Islam melalui Studium Generale bertajuk “Prospek Studi Islam di Indonesia” yang disampaikan oleh Prof. Dr. Phil. Sahiron, M.A., pada Sabtu, 19 April 2025, bertempat di Amphiteater Museum Muhammadiyah, Kampus Utama UAD.
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan peresmian Program Studi Doktor (S3) Studi Islam di UAD, yang dihadiri oleh pimpinan universitas, dosen, serta mahasiswa Program Doktor Studi Islam. Dalam pemaparannya, Prof. Sahiron, yang juga menjabat sebagai Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada UAD atas kontribusinya yang besar dalam mencerdaskan bangsa.
“Kami, pemerintah, sangat berterima kasih kepada seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta, khususnya UAD yang telah berkiprah luar biasa sejak 1960. Layanan pendidikan dari Muhammadiyah menjadi salah satu kekuatan besar bangsa ini, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi,” ujarnya disambut tepuk tangan hadirin.
Lebih lanjut, Prof. Sahiron menyampaikan selamat atas berdirinya Program Doktor Studi Islam UAD yang dinilainya sebagai langkah strategis dalam mencetak generasi mujtahid kontemporer—akademisi yang mampu menjawab tantangan zaman dengan tetap berakar pada nilai-nilai Islam. Ia menekankan pentingnya penguasaan tiga aspek utama dalam program ini: kedalaman ilmu Studi Islam, kemahiran bahasa (terutama Arab dan Inggris), serta penguasaan teknologi informasi (IT).
“UAD memiliki visi besar untuk menciptakan lulusan S3 yang tidak hanya mampu berijtihad secara ilmiah, tapi juga solutif terhadap problem sosial-keagamaan masyarakat. Disertasi mahasiswa harus mampu menawarkan solusi nyata terhadap isu-isu kontemporer seperti kenakalan remaja, ekonomi syariah, pendidikan, dan lainnya,” tambahnya.
Dalam paparannya, Prof. Sahiron juga mendorong para mahasiswa untuk memperluas wawasan dan keterampilan lintas bidang agar mampu bersaing di dunia akademik dan profesional, baik sebagai dosen, peneliti, maupun pemimpin keagamaan yang progresif.
Studi Islam, menurutnya, akan terus relevan dan semakin dibutuhkan, terutama jika dikaji dengan pendekatan interdisipliner yang mampu memberikan jawaban konkret atas tantangan masyarakat Indonesia.
Acara studium generale ini menjadi penanda kuat bahwa Program Doktor Studi Islam UAD tidak hanya berfokus pada pengembangan keilmuan teoritis, tetapi juga diarahkan untuk melahirkan pemikir-pemikir solutif yang mampu membawa nilai Islam dalam menjawab persoalan modern secara kontekstual. (Fia)